A. Latar Belakang
Setiap kantor pasti memerlukan suatu unit yang mengelola segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan administrasi, kegiatan administrasi pada suatu kantor pada dasarnya juga mempunyai suatu hasil seperti unit-unit lainnya. Hasil atau produk dari suatu kantor adalah surat, formulir dan laporan. Pengelolaan surat, formulir dan laporan yang dihasilkan dan diterima oleh suatu kantor pada akhirnya akan berhubungan dengan kearsipan.
Kearsipan merupakan proses pengelolaan surat-surat yang disimpan dan akan mudah ditemukan jika diperlukan. Dalam kearsipan terdapat beberapa sistem arsip, diantaranya sistem abjad, nomor, masalah, tanggal dan wilayah.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang sistem arsip berdasarkan abjad, dimana arsip disusun berdasarkan abjad dari A sampai dengan Z.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengelolaan kearsipan sistem abjad?
2. Bagaimana pengelolaan kearsipan di Rumah Sakit Ibu dan Anak?
3. Bagaimana pengelolaan kearsipan di Rumah Sakit Advent?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengelolaan kearsipan sistem abjad?
2. Untuk mengetahui pengelolaan kearsipan di Rumah Sakit Ibu dan Anak?
3. Untuk mengetahuipengelolaan kearsipan di Rumah Sakit Advent?
D. Manfaat
Manfaat bagi Mahasiswa Pendidikan Manajemen Perkantoran adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan arsip yang baik berdasarkan sistem abjad, dan bisa diterapkan ketika mahasiswa tersebut menjadi seorang Guru.
Arsip menurut UU No. 7 Th. 1971 :
Arsip adalah naskah-naskah yg dibuat & diterima oleh lembaga-lembaga negara & badan-badan pemerintahan serta badan-badan swasta dan/atau perorangan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintah & kehidupan kebangsaan.
Arsip menurut UU No. 43 Th. 2009 :
Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk & media sesuai dgn perkembangan teknologi informasi & komunikasi yg dibuat & diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, orgn politik, orgn kemasyarakatan, & perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, & bernegara. (Psl. 1 Angka 2)
Suatu sistem untuk menyusun nama-nama orang, baik perihal dari surat maupun istansi pengirim dapat disusun menurut abjad, yaitu menyusun subyek itu dalam urutan A sampai Z.
Untuk memahami tata cara penyimpanan warkat dengan menggunakan system abjad, terdapat beberapa istilah atau terminologi yang perlu diketahui, antara lain:
1. Mengindeks; adalah kegiatan membagi nama/judul menjadi beberapa unit.
2. Unit; adalah bagian terkecil dari suatu nama/judul.
3. Caption; adalah nama yang diindeks, yang kemudian dijadikan sebagai tanda pengenal.
4. Mengode; adalah kegiatan menentukan kode dari nama/judul yang sudah diindeks. Kode diambil dari huruf pertama unit pertama dari nama/judul yang sudah diindeks.
5. Mengabjad; adalah kegiatan menyusun kode menurut urutan abjad dari nama/judul yang sudah diindeks.
Sistem abjad mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
1. Kelebihannya, antara lain sebagai berikut:
a. Sangat mudah menggolongkan surat-menyurat dengan nama orang/instansi/lembaga perusahaan.
b. Penyimpangan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
c. Sangat sederhana dan mudah dimengerti, baik pekerjaanya maupun pencariannya.
d. Pelengkapannya berguna untuk bermacam-macam dokumen dan cocok untuk tiap-tiap dokumen.
2. Kelemahannya, antara lain sebagai berikut:
a. Pada organisasi/lembaga/perusahaan yang luas, akan memerlukan waktu yang lama untuk menemukan surat atau warkat yang diperlukan.
b. Akan menyulitkan apabila terdapat nama yang sama, terutama nama orang.
c. Akan sulit memperkirakan persyaratan-persyaratan ruang untuk huruf-huruf abjad yang berlainan.
a. Nama Tunggal, adalah nama orang yang terdiri atas suku kata, maka diindeks sebagaimana nama tersebut ditulis. Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Unit III
|
Kode
|
1.
|
Heriawati
|
Heriawati
|
-
|
-
|
He
|
2
|
Suparyanto
|
Suparyanto
|
-
|
-
|
Su
|
b. Nama ganda, adalah nama orang yang terdiri lebih dari satu suku kata, naka diindeks berdasarkan suku kata terakhir dari nama tersebut. Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Unit III
|
Kode
|
1.
|
Ine wijayanti
|
Wijayanti
|
Ine
|
-
|
Wi
|
2
|
Muhammad Mahardhika Janutama
|
Janutama
|
Muhammad
|
Mahardhika
|
Ja
|
c. Nama keluarga/suku/marga, adalah nama orang diikuti nama keluarga/suku/marga, maka diindeks berdasarkan nama keluarga/suku/marga tersebut. Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Unit III
|
Kode
|
1.
|
Aspin Sihombing
|
Sihimbing
|
Aspin
|
-
|
Si
|
2
|
Henny Maspaitella
|
Maspaitella
|
Henny
|
-
|
Ma
|
3
|
Sekar Arumbinang
|
Arumbinang
|
Sekar
|
-
|
Ar
|
d. Nama orang yang menggunakan singkatan di depan ataupun dibelakang dan tidak diketahui kepanjangannya, maka diindeks nama jelasnya. Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Unit III
|
Kode
|
1.
|
A. Rachman
|
Rachman
|
A
|
-
|
Ra
|
2.
|
M. Maulana S.
|
Maulana
|
M
|
S
|
Ma
|
e. Nama orang yang menggunakan singkatan didepan ataupun dibelakang dan diketahui kepanjangannya, maka diindeks dengan cara menulis lengkap singkatan tersebut. Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Unit III
|
Kode
|
1.
|
B. J. Habibie
|
Habibie
|
Baharuddin
|
Jusuf
|
Ha
|
2.
|
A. H. Nasution
|
Nasution
|
Abdul
|
Haris
|
Na
|
f. Nama orang yang memakai gelar, yang diutamakan ialah nama asli atau marga dan gelar tidak diindeks. Gelar di tempatkan pada unit terakhir dalam tanda kurung. Namun apabila gelar tersebut diikuti nama tunggal maka gelar tersebut turut diindeks.
Ada beberapa gelar yang umum dipergunakan, yaitu:
1. Gelar akademis : seperti S.Pd., Dra., Drs., Dr., DR., Ir., S.H., S.E., S.T., Prof., Ph.D., M.Sc., M.Pd., M.B.A., M.M., M.si., dan lain-lain.
2. Gelar keagamaan ; seperti Kiai, K.H., Haji, Hajah, Ustadz, Ustadzah, Bhiksu, Pendeta, Pastor, dan lain-lain.
3. Gelar Kebangsaan ; seperti Raden, Raden Ajeng, KRT, Sunnan, Sultan, Andi, Cut, Teuku, Ida Bagus atau Ida Ayu, Cokorda, dan lain-lain.
4. Gelar kepangkatan ; seperti Marsekal, Laksamana, Kapten, Kolonel, Jendral, Sersan, Komisaris Besar, dan lain-lain.
5. Gelar jabatan ; seperti Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati, Camat, Lurah, Kepala Bagian, Direktur, dan lain-lain.
Diindeks sebagai berikut:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Unit III
|
Kode
|
1.
|
Dra. Hj. Dewi Laraswati, M.si.
|
Laraswati
|
Dewi
|
(Dra, Hj, M.si,)
|
La
|
2.
|
K.H. Abdullah Gymnastiar
|
Gymnastiar
|
Abdullah
|
(K.H.)
|
Gy
|
3.
|
Kapten Pierre Tendean
|
Tendean
|
Pierre
|
(Kapten)
|
Te
|
4.
|
Andi Meriem Mattalata
|
Mattalata
|
Meriem
|
(Andi)
|
Ma
|
g. Nama urutan kelahiran, biasanya terjadi di Bali seperti Putu, Wayan, Made, Nyoman, Ketut), diutamakan yang diindeks ialah nama diri diikuti oleh gelar urutan kelahiran. Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Unit III
|
Kode
|
1.
|
Ida Bagus Putu Arsana
|
Arsana
|
Putu
|
(Ida Bagus)
|
Ar
|
2.
|
Ida Ayu Nyoman Lestari
|
Lestari
|
Nyoman
|
(Ida Ayu)
|
Le
|
h. Nama orang yang diikuti dengan nama baptis, diutamakan nama aslinya sedangkan nama baptis tidak diindeks. Namun apabila nama baptis itu diikuti nama tunggal maka nama baptisnya turut diindeks. Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Unit III
|
Kode
|
1.
|
Yohannes Soemarsono
|
Soemarsno
|
Yohannes
|
-
|
So
|
2.
|
Theresia Anita Wulandari
|
Wulandari
|
Anita
|
(Theresia)
|
Wu
|
i. Nama wanita yang diikuti nama suami atau ayahnya, diindeks dengan menampilkan nama suami/ayahnya terlebih dahulu. Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Unit III
|
Kode
|
1.
|
Ny. Kartika Ibrahim
|
Ibrahim
|
Kartika
|
(Ny)
|
Ib
|
2.
|
Yohanna Kartadipoetra
|
Kartadipoetra
|
Yohanna
|
-
|
Ka
|
j. Nama orang yang memakai kata bin atau binti, diindeks dengan cara menuliskan terlebih dahulu nama yang mengikuti nama yang bertalian. Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Unit III
|
Kode
|
1.
|
Fatimah binti Abdullah
|
Abdullah
|
Fatimah binti
|
-
|
Ab
|
2.
|
Arifin bin Sulaiman
|
Sulaiman
|
Arifin binti
|
-
|
Su
|
k. Nama orang yang masih menggunakan ejaan lama, diindeks sebagaimana nam aitu ditulis. Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Unit III
|
Kode
|
1.
|
Drs. H. Djajalaras
|
Djajalaras
|
Drs.
|
H.
|
Dj
|
2.
|
Dra. Astuti Oemaruddin
|
Oemaruddin
|
Astuti
|
(Dra.)
|
Oe
|
a. Nama orang Barat, Jepang, India, Thailand, dan lain-lain diindeks berdasarkan nama keluarga yang biasanya di tempatkan di bagian belakang nama (nick name). Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Unit III
|
Kode
|
1.
|
Frederick W. Taylor
|
Taylor
|
Frederick
|
W
|
Ta
|
2.
|
Eiji Yoshikawa
|
Yoshikawa
|
Eiji
|
-
|
Yo
|
3.
|
Jawaharlal Nehru
|
Nehru
|
Jawaharlal
|
-
|
Ne
|
4.
|
Charoon Ratanatsin
|
Ratanatsin
|
Charoon
|
-
|
Ra
|
b. Nama orang Eropa yang memakai tanda penghubung, diindeks nama yang menggunakan tanda penghubung tersebut sebagai satu kata. Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Unit III
|
Kode
|
1.
|
John Frank Smith-Jones
|
Smith-Jones
|
John
|
Frank
|
Sm
|
2.
|
Sylvia Lopez-Tiana
|
Lopez-Tiana
|
Sylvia
|
-
|
Lo
|
c. Nama orang Eropa yang menggunakan awalan, hendaknya tidak dianggap satu unit tersendiri, tetapi merupakan kesatuan dari nama keluarga. Pengindeksan dilakukan dengan cara menempatkan orang yang di depannya dineri awalan, misalnya Van, Vande, Von, Da, Di, De, La, Mc, El, Al, dan sebagainya. Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Unit III
|
Kode
|
1.
|
Marco Van Basten
|
Van Basten
|
Marco
|
-
|
Va
|
2.
|
Oscar De La Hoya
|
De La Hoya
|
Oscar
|
-
|
De
|
d. Nama orang China, Taiwan, Korea, diindeks dengan cara menuliskan sebagaimana nama tersebut ditulis, karena baik orang China, Taiwan, maupun Korea, nama keluarga selalu dicantumkan di depan. Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Unit III
|
Kode
|
1.
|
Liem Swie King
|
Liem
|
Swie
|
King
|
Li
|
2.
|
Kim Jong Soen
|
Kim
|
Jong
|
Soen
|
Ki
|
a. Mengindeks nama perusahaan (Toko, Pabrik, PT, Firma, CV, Kantor) pada umumnya diutamakan nama yan gdipentingkan, kemudian diikuti dengan jenis badan hukum yang dipentingkan, kemudian diikuti dengan jenis badan hukum atau kegiatannya. Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Kode
|
1.
|
PT Pos Indonesia
|
Pos Indonesia
|
Perseroan Terbatas
|
Po
|
2.
|
Toko Buku Gramedia
|
Gramedia
|
Toko Buku
|
Gr
|
3.
|
Firma Sejati
|
Sejati
|
Firma
|
Se
|
b. Nama Bank atau Perusahaan yang disingkat, cara mengindeksnya ialah dengan menampilkan kepanjangan dari singkatan itu terlebih dahulu, kemudian diindeks sebagaimana nama kepanjangnnya. Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Kode
|
1.
|
BCA
|
Central Asia
|
Bank
|
Ce
|
2
|
GIA
|
Garuda Indonesia
|
Airways
|
Ga
|
c. Nama Perusahaan yang menggunakan nama orang, diindeks sebagaimana nama tersebut ditulis, kemudian diikuti dengan jenis badan hukum atau kegiatannya. MIsalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Kode
|
1.
|
RS Hasan Sadikin
|
Hasan Sadikin
|
Rumah Sakit
|
Ha
|
2.
|
Bandara Soekarno Hatta
|
Soekarno Hatta
|
Bandar Udara
|
So
|
d. Nama Perusahaan yang terdiri atas angka sebagai bagian dari nama perusahaan tersebut, diindeks dengan cara menulis angka tersebut sebagai satu unit dengan yang lainnya. Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Kode
|
1.
|
Restaurant 499
|
Empat Sembilan Sembilan
|
Restauran
|
Em
|
2.
|
Hotel 727
|
Tujuh Dua Tujuh
|
Hotel
|
Tu
|
e. Nama Perusahaan yang menggunakan huruf dan bukan merupakan singkatan, diindeks dengan cara sebagai berikut:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Kode
|
1.
|
Toko XYZ
|
XYZ
|
Toko
|
Wy
|
2.
|
Firma ABC
|
ABC
|
Firma
|
Ab
|
f. Nama perusahaan yang menggunakan nama penghubung, dari, dan, &, tidak dianggap sebagai bagian tersendiri dari nama tersebut. Pengindeksanya dilakukan sebagai berikut:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Kode
|
1.
|
Beauty Fashion & Make Up
|
Beauty
|
Fashion & Make Up
|
Be
|
2.
|
Metty & Shopie Salon
|
Metty & Shopie
|
Salon
|
Me
|
a. Nama Institusi yang diutamakan ialah sifat dari institusi tersebut. Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Kode
|
1.
|
SMK Negri 1 Bandung
|
Kejuruan Negri 1 Bandung
|
Sekolah Menengah
|
Ke
|
2.
|
UPI Bandung
|
Pendidikan Indonesia Bandung
|
Universitas
|
Pe
|
3.
|
STIEB
|
Ilmu Ekonomi Bandung
|
Sekolah Tinggi
|
Il
|
b. Nama Instansi atau lembaga, diindeks dengan cara meletakan nama instant atau lembaga tersebut pada unit terakhir pengindeksan. Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Kode
|
1.
|
DEPDIKNAS
|
Pendidikan Nasional
|
Depertemen
|
Pe
|
2.
|
LAN
|
Administrasi Negara
|
Lembaga
|
Ad
|
3.
|
LIPI
|
Ilmu Pengetahuan Indonesia
|
Lembaga
|
Il
|
c. Nama yayasan atau perkumpulan, yang pertama diindeks ialah kata pengenal terpenting dari nama yayasan atau perkumpulan tersebut, kemudian baru sifatnya. Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Kode
|
1.
|
PGRI
|
Guru Republik Indonesia
|
Persatuan
|
Gu
|
2.
|
IDI
|
Dokter Indonesia
|
Ikatan
|
Do
|
3.
|
ICMI
|
Cendikiawan Muslim Indonesia
|
Ikatan
|
Ce
|
d. Nama pemerintah negara asing, yang diindeks ialah unit politik dari negara tersebut. Misalnya:
No
|
Nama
|
Unit I
|
Unit II
|
Kode
|
1.
|
CIA
|
Amerika
|
Central Intelegence (of)
|
Am
|
2.
|
AAA
|
American Accounting
|
Association
|
Am
|
Daftar klasifikasi adalah suatu daftar yang berisi pengelompokan arsip secara sistematis berdasarkan urutan abjad dari nama perorangan atau organisasi. Prosedur yag harus dilakukan dalam penyusuna daftar klasifikasi yaitu: melakuka kegiatan mengindeks, kemudian mengode, dan selanjutnya mengabjad. Contoh cara menyusun daftar klasifikasi dari nama-nama berikut:
1. Maharani Dewi Pramudhita, Pramudhita, Maharani Dewi
2. Silva Afni, Afni, Silva
3. PT Tirta Investama, Tirta Investama, Persereoan Terbatas
4. Hotel Isola, Isola, Hotel
5. Rumah Makan Sari Edah, Sari Endah, Rumah Makan
6. BRI, Rakyat Idonesia, Bank
7. UPI, Pendidikan Indonesia, Universitas
8. RS Advent, Advent, Rumah Sakit
Yaitu sebagai berikut:
Kode
|
Caption
|
A
| | |
|
Ad
|
Advent, Rumah Sakit
|
|
Af
|
Afni, Maulidya
|
I
| | |
|
Is
|
Isola, Hotel
|
P
| | |
|
Pe
|
Pedidikan Indonesia, Universitas
|
|
Pr
|
Pramudhita, Maharani Dewi
|
R
| | |
|
Ra
|
Rakyat Indonesia, Bank
|
S
| | |
|
Sa
|
Sari Endah, Rumah Makan
|
T
| | |
|
Ti
|
Tirta Investama, Perseroan Terbatas
|
Peralatan atau perlengkapan yang diperlukan untuk menyimpan arsip dengan meggunakan sistem abjad sebagai berikut:
1. Filling Cabinet; sebaiknya meggunakan drawer filling cabinet, yaitu filling cabinet yang berlaci. Pada laci filling cabinet, diberi kode di bagian depannya. Misalnya filling cabinet mempunyai empat laci, maka kodenya:
a) Laci I berkode A – F
b) Laci 2 berkode G – L
c) Laci 3 berkode M – S
d) Laci 4 berkode T - Z
2. Guide; banyaknya guide sebanyak 26 buah (sesuai dengan jumlah abjad) dan masing-masing diberi tanda atau kode a, b sampai dengan z, dan disusun dalam laci secara berurutan dengan kode yang ada.
3. Folder; yang dibutuhkan adalah 26 x 26 buah masing-masing diberi kode Aa, Ab, Ac sampai denga Az. Hingga Za, Zb, Zc, sampai dengan Zz. Kemudian disusun di belakang guide secara berurutan sesuai dengan kodenya.
4. Rak Sortir; untuk menyortir surat-surat sebelum ditempatkan di dalam folder.
5. Kartu Indeks; sebagai sarana penemuan kembali surat atau dokumen.
6. Rak Kartu atau Laci Kartu; untuk menyimpan kartu indeks.
1. Rumah Sakit Advent Bandung
Jalan Cihampelas No. 161 Cipaganti Bandung
2. Rumah Sakit Ibu dan Anak Sukajadi
Jalan Sukajadi No. 149 Bandung
Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak dan Rumah Sakit Advent, bahwa kedua rumah sakit tersebut menggunakan peyimpanan kearsipan berdasarkan sistem abjad.
Di RS Ibu dan Anak kami mendapatkan informasi mengenai pengelolaan arsip data pasien yang terdaftrar di RS tersebut. Sedangkan di RS Advent, kami mendapatkan informasi pengelolaan kearsipan mengenai data karyawan yang bekerja di RS Advent. Berkenaan dengan RS Advent tidak bersedia memberikan informasi mengenai rekam medis pasien di RS tersebut.
Adapun proses pegelolaan arsip di RS Ibu dan Anak serta RS Advent, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap penciptaan
Suatu tahap dimana arsip diciptakan sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan organisasi atau perorangan. Arsip yang mengandung data ini dapat berupa surat atau kertas bercetak, rekaman (audio visual), dan sebagainya.
Di rumah sakit ibu dan anak dan rumah sakit advent penciptaan arsip di lakukan oleh staff administrasi yang ada di rumah sakit tersebut.
2. Tahap penggunaan
Arsip digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya; pengambilan keputusan, penetapan kebijakan dan perencanaan.
Di rumah sakit ibu dan anak , dalam penggunaan arsip di rumah sakit tersebut data pasien digunakan untuk mengetahui gejala atau peyakit yang di derita sehingga dokter bisa mengambil keputusan dalam pemeriksaa lebih lanjut.
Di rumah sakit advent, dalam penggunaan arsip pegawai digunakan apabila arsip tersebut di butuhkan ketika data tersebut dibutuhkan. Seperti data pensiun, mutasi karyawan dan pemberhentian karyawan.
3. Tahap pemeliharaan
Pemeliharaan arsip dilakukan untuk mencegah kerusakan arsip yang dapat terjadi karena faktor intrinsik yaitu bahan-bahan yang digunakan dalam menciptakan arsip.
4. Tahap penyusutan
Dalam proses penyusutan biasanya dilakukan dalam kuru waktu maksimal 10 tahun, akan tetapi di rumah sakit ibu dan anak data riwayat pasien tidak di lakukan penyusutan karena untuk menindak lanjuti ketika pasien melakukan pemeriksaan kembali.
Sedangkan rumah sakit advent tidak melakukan pemusnahan terhadap arsip karyawan baik yang masih aktif bekerja maupun tidak. Akan tetapi arsip tersebut akan dimusnahkan apabila arsip tersebut merupakan arsip karyawa yang sudah tidak bekerja dan telah di simpan selama kurang lebih 10-15 tahun.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penglolaan arsip dalam sistem abjad yaitu pengelolaan yang disusun berdasarkan abjad dimulai dari A-Z. Dirumah sakit yang kami kunjungi sistem pengelolaan arsipnya menggunakan sistem abjad dimana prosesnya dari mulai pencitaan,penggunaan,pemeliharaan dan penyusutan.
1. Untuk instansi pemerintah atau swasta
Makalah ini untuk lembaga pemeritahan diharapkan menggunakan sistem kearsipan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan kegiatan administratif dalam lembaga tersebut.
2. Untuk mahasiswa
Diharapkan kepada mahasiswa khusunya mahasiswa pendidikan manajemen perkantoran untuk lebih memahami pengelolaan kearsipan baik menggunakan sistem abjad maupun sistem lainnya. Karena hal ini dapat membantu mahasiswa dalam dunia kerja nanti khususnya ketika menjadi guru.